Assalamualaikum wr. wb
Salam Teh...
“Nyieun Teh mah bebas fer... nupentingmah jadi duit!”, terngiang Alm. Bapak (H. Muhammad Oero) memberikan petuah dalam pengolahan teh, kalo dalam bahasa indonesia begini “Membeuat teh itu bebas fer... yang penting jadi uang!”. Waktu itu jujur aja ga faham arti dan maksud kata-kata itu, baru sekarang jadi ngerti hehehe lambat emang saya untuk memahami ini.
Ada sebuah film
animasi berjudul ‘Ratatouille’ dengan semboyannya “everyone Can Cook” menggambarkan
seekor tikus yang mampu untuk memasak yang mana tikus adalah binatang yang
sangat bertentangan dengan dunuia komersil makanan, saya rasa itu hanyalah
gambaran bahwa tidak ada batasan siapa yang memproduksi selama mengikuti
standar yang ada. Begitu juga dalam pengolahan TEH siapa saja bisa mengolah
pucuk teh menjadi teh kering yang siap disajikan selama mengikuti standar
pengolahan yang ada. Dalam hal ini (pengolahan Teh) dibagi menjadi 3 cara
pengolahan yaitu NON OKSIDASI, SEMI OKSIDASI dan FULL OKSIDASI. Bagaimana
caranya dari 3 pengolahan tersebut di praktekan TERSERAH sang Pengolah... jadi
itu arti dari BEBAS. Sedangkan untuk kategori Jadi Uang... nah ini tantangan
berikutnya, bagaimana caranya supaya apa yang kita produksi bisa dijual dan
bisa merayu lidah para peminum teh.
Pasir Canar
memiliki hasil produksi yang rutin di produksi diantaranya Jugala Green Heart
(Teh Hijau Sinensis), Canar Golden Snail (Teh Kuning Sinensis), Java Spirit
(Teh Merah Sinensis), Teh Simpang (Semi Oksidasi Sinensis), Green Long Tea (Teh
Hijau Assamica) dan Crimson Beauty (Teh Merah Assamica). Selain itu juga ada
beberapa produk yang Special Editions artinya di produksi secara terbatas
diantaranya: Teh Prawatasari (Silver Needle Red Tea), Typsy Tips (Sinensis
White Tea), White Peony (Bai Mu Dan), Coddle Fragrant (Sinensis Full Oxidations),
Teh Gepeng (Pressed Sinensis Tea/ Tea Cake), Pamanah Rasa (Teh Wangi Sinensis aroma
Nangka), Mawar Berduri (Teh Wangi Sinensis aroma Durian) dan Mori Tea (Blended
Red Tea). Wahhh banyak juga ternyata.... Alhamdulillah.
Kali ini saya
akan sedikit menjelaskan salah satu dari produk yaitu TEH PRAWATASARI. Teh
dengan pengolahan full oksidasi ini memiliki kualitas petikan P+1 dari bahan
baku Camelia Sinensis Var. Assamica, pucuk yang dipetik adalah pucuk yang
menjelang matang, pucuk dibawah pekonya sudah terbuka tapi masih menunjuk
langit belum menengadah, penyerapan fotositesis setelah pucuk dipetikpun
dilakukan, dengan kapasitas kami yang masih sedikit -/+ 1-2 kg pucuk basah kami
beber/ wiwir diatas nyiru/ nampan anyaman bambu secukupnya, kemudian kami tiup/
diangin-anginkan sampai cukup layu untuk di gulung/ rolling, proses
penggulungan/ rolling pada Teh Prawatasari sama keperluannya seperti pengolahan
teh-teh lainnya yaitu untuk membentuk pucuk terbuka menjadi menggulung dan
mememarkan pucuk tehnya. Oksidasi Enzymatis adalah tahapan berikutnya, untuk
sampai ke matang oksidasi memerlukan waktu 6-12 jam. Tahap akhir sebelum
sortasi yang diikuti pengemasan adalah pengeringan akhir dengan menggunakan
mesin Blow Dryer yang mesin ini di ciptakan oleh Alm. H. Muhammad Oero.
Sweet after taste
sangat terasa di teh Prawatasari, vegetal, medium astringent yang dipadukan
dalam seruputan teh Prawatasari menyuguhkan Sensasional kenikmatan meminum teh
berbahan baku assamica. Kuantitas produksi yang sangat terbatas ini membuat teh
ini digolongkan ke Special Editions di Pasir Canar. Biasanya konsumen ordernya
inden, tapi jangan kuatir meski stock seringkali kosong kami selalu siap
mengolah bagi konsumen yang mau bersabar. Tengkiw
JAYA TEH
INDONESIA
No comments:
Post a Comment