Assalamualaikum wr. wb.
Salam Teh...
Seduh... kata yang terngiang di telinga para penikmat teh, ternyata nyeduh teh sudah ada di Indonesia dari sebelum adanya kebun teh dan pabrik pengolahan teh di Negeri ini. Tentunya budaha dipengaruhi oleh orang lain yang membawa kebiasaannya ketempat baru, begitu juga dengan teh, Negeri tirai bambu yang sudah jauh lebih awal mengkonsumsi teh sejak ke-Kasiaran Shennong pada th 2732 SM mempengaruhi budaya minum teh diseluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Kala itu pada abd ke 17 orang Tionghoa dan orang Belanda membawa teh dari negaranya untuk dikonsumsi di bumi nusantara ini mempengaruhi orang-orang pribumi dalam mengkonsumsi teh, hingga lahirlah budaya minum teh di berbagai tempat di yang menyesuaikan dengan daerah masing-masing dalam cara menikmatinya. diantaranya ada "Patehan" dari Yogyakarta, "Nyaneut" dari Jawa Barat, "Moci" dari Tegal, "teh Talua" dari Sumatra dan mungkin masih banyak lagi yg tersebar di seluruh bumi Indonesia ini.
Patehan DIY, foto koleksi https://sonobudoyo.jogjaprov.go.id/
Nyaneut, Jawa Barat, foto koleksi https://www.garuters.id/
Moci, Jawa Tengah, foto koleksi https://jateng.inews.id/
Foto diatas hanya beberapa koleksi dari budaya minum teh di Indonesia, mewakili keanekaragaman menyeduh teh yang menjadi budaya minum teh di daerahnya masing-masing.
Kali ini saya akan membahas satu budaya minum teh yaitu "Moci" yang sudah melekat di masyarakat Tegal Jawa Tengah. Dipercaya di Tegal budaya minum teh sudah ada sejak abad ke 17, pengaruh dari orang Belanda dan Tionghoa yang gemar meminum teh, masyarakat tegal mengkonsumsi teh bukan dari hasil bumi Indonesia karena pada saat itu belum ada kebun teh maupun Pabrik pengolahan teh di Indonesia.
Tradisi ini kemudian dikenal dengan sebutan "Moci" yang artinya Minum teh dalam poci. Poci yang dipakai adalah poci yang terbuat dari tanah liat begitu juga cangkirnya, pada awalnya Moci menggunakan teh-teh yang dibawa oleh oreng belanda dan tionghoa, siring berjalanya waktu pada sekitar abad ke 18 di Indonesia mulai di tanam teh dan dibangun pabrik pengolahan teh secara komersil sehingga Indonesia sudah memproduksi Teh, dan menyebar hasilnya ke beberapa daerah di Indonesia dengan tujuan penjualan ke luar indonesia/ export hingga tercatat dalam sejarah pada tahun 1853 teh dari Hindia Belanda (sekarang Indonesia) pertama kali dikirim sebanyak 200 peti ke Eropa, dalam catatan tersebutjuga di jelaskan ini adalah pertama kalinya teh dari luar Tiongkok memasuki pasar Eropa.
1832 berdirinya pabrik gula di Kecamatan Pangkah, Kabupaten tegal (PB Pangka), ikut dalam menyemarakan Tradisi minum teh Moci di tegal, kebiasaan minum teh (Moci) dibarengi dengan dicampurnya Gula kedalam cangkir saat menikmati teh, sehingga tradisi Moci dikenal dengan nama NASGITEL yang artinya Panas Legi dan Kentel, Panas beraarti seduhan panas, legi berarti manis (penambahan gula, biasanya gula batu) dan Kentel berarti pekat agar rasa teh tidak kalah dengan gula. Kebiasan Moci Nasgitel ini menjadi budaya yang tidak terpisahkan bagi masyarakat Tegal.
Teh Wangi, pengaruh dari negara tirai bambu juga mewarnai tradisi Moci di tegal, adalah Lie Seng Hok warga Tegal etnis Tionghoa menjadi pelopor mendirikan Pabrik teh Wangi Melati di Slawi Tegal pada tahun 1928, dengan merek "Teh Tatah" yang di inspirasi dari negeri Cina dimana disana sudah ada mencampur teh dengan bunga dan rempah-rempah, yang kemudian menjamurnya pabrik-pabrik teh wangi di Indonesia. Hadirnya Teh Wangi menjadi kewajiban dalam tradisi Moci sebagai Teh yang digunakan dalam menyeduhnya, seiring waktu berubahlah dari Nasgitel menjadi Wasgitel (Wangi Panas legi Kentel), sampai saat ini Budaya minum teh Moci Wasgitel masih terus dilestarikan.
Ini hanya sepenggal cerita tentan Moci Wasgitel, sebagai gambaran salah satu warisan budaya minum teh di Indonesia, Bagian berikutnya #Part2 saya akan berpindah ke daerah lain terkait budaya minum teh di Indonesia. semoga bermanfaat.
Jaya Teh Indonesia